Sunday, 27 October 2013

Definisi Seorang Pemuda

SIAPAKAH PEMUDA ITU ?

Jika berbicara tentang pemuda maka yang akan terpikir ada dua hal, yaitu pertama dari segi usia pemuda dapat dilihat dari perkembangan psikologis. Secara psikologis pemuda lebih identik dengan remaja dan dewasa awal. Pada tahap perkembangan ini manusia mempunyai sikap yang lebih memberontak, penuh dengan inisiatif, kreatif, cenderung antikemapanan, dan penuh dengan segala intrik yang bertujuan untuk membangun kepribadian. Kedua lebih kepada jiwa yang dimilikioleh orang yang bersangkutan. Pemuda tidak lagi dibatasi oleh usia dan perkembangan psikologis.

Pemuda lebih dilihat pada jiwa yang dimiliki oleh seseorang. Jika orang tersebut memiliki jika yang suka memberontak, penuh inisiatif, kreatif, antikemapanan, serta ada tujuan lebih membangun kepribadian, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai pemuda. Acuan yang kedua inilah yang pada masa lalu digunakan, sehingga pada saat itu terlihat bahwa organisasi pemuda itu lebih banyak dikendalikan oleh orang-orang yang secara usia sudah tidak muda lagi, tetapi mereka mempunyai jiwa pemuda. Oleh sebab itu kelemahan dari pemikiran yang kedua itu organisasi kepemudaan yang seharusnya digunakan sebagai wadah untuk berkreasi dan mematangkan para pemuda dijadikan kendaraan politik, ekonomi, dan sosial untuk kepentingan perorangan dan kelompok.

Berdasarkan dua pemikiran tersebut, maka timbul pertanyaan untuk mendefinisikan pemuda itu sebaiknya yang mana, didasarkan pada usia atau pada jiwa yang dimiliki oleh seseorang ?

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, dapatlah dilihat dari
berbagai sudut. Perkembangan psikologis memang melihat pemuda didasarkan pada tugas perkembangan seseorang. Pemuda ditinjau dari perkembangan psikologis diwakili oleh remaja dan dewasa awal. Usia berkisar antara 10 sampai 24 tahun (WHO). Sedangkan United Nations General Assembly melihat pemuda adalah individu yang berusia antara 15 sampai 24 tahun. Definisi dari UNGA sama dengan definisi yang diberikan oleh World Bank. Sedangkan National Highway Traffic Administration memberikan batasan pemuda berusia antara 15 sampai dengan 29 tahun. Berdasarkan definisi pemuda ditinjau dari usia dapat dilihat bahwa individu yang berusia diatas 15 tahun dan dibawah 30 tahun. Jika melihat usia, maka pemuda terbagi ke dalam dua fase yaitu fase puber berusia antara 10 sampai 21 tahun, dan fase kedua dewasa awal berusia antara 21 sampai 35 tahun.


Selain didasarkan pada usia pemuda juga dapat dilihat dari sifat/jiwa yang mengiringinya. Jika didasarkan pada sifat maka pemuda mempunyai ciri-ciri :
1.    Selalu ingin memberontak terhadap kemapanan. Hal ini lebih disebabkan karena pada usia ini seorang pemuda sedang mencari identitas diri. Keinginan untuk diakui dan ingin mendapatkan perhatian mendorong pemuda untuk berbuat sesuatu yang ”tidak biasa-biasa saja dan sama dengan yang lain”. Ditinjau dari sisi positif perilaku ini akan memunculkan kreatifitas, akan tetapi disisi lain akan muncul penentangan dari pihak lain khususnya pihak orang dewasa yang sudah mapan.
2.    Bekerja keras dan pantang menyerah. Sifat kedua ini berhubungan erat dengan sifat pertama. Kerja keras dan pantang menyerah inilah yang mendorong pemuda berlaku revolusioner. Perilaku revolusioner inilah yang memunculkan anggapan bahwa pemuda itu tidak berpikir panjang sehingga akan berpotensi untuk menimbulkan konflik baik itu dengan sesama pemuda maupun dengan orang tua.
3.    Selalu optimis. Sifat ini sangat menunjang sifat kerja keras dan pantang menyerah. Sifat optimis ini akan mendorong pemuda selalu bersemangat berusaha untuk mencapai cita-citanya.

Berdasarkan dua tinjauan tersebut, mendefinisikan pemuda itu tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena tidak hanya dari sisi usia bahwa seorang individu dikatakan muda, akan tetapi juga harus ditunjang oleh sifat/jiwa yang berbeda dengan golongan usia lainnya. Seseorang yang berusia muda belum tentu dapat dikatakan pemuda jika sifat/jiwanya tidak mencerminkan seorang pemuda. Demikian juga sebaliknya seseorang yang sudah tidak masuk kategori muda secara usia belum tentu tidak mempunyai sifat/jiwa seperti pemuda pada umumnya. Untuk lebih mudahnya definsi pemuda haruslah didasarkan pada usia yaitu usia antara 13 sampai 35 tahun dan harus mempunyai sifat/jiwa pemberontak, pekerja keras, pantang menyerah, serta selalu optimis.

Kiprah Pemuda Indonesia

Kiprah pemuda Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan perkembangan sejarah Indonesia. Semua perkembangan sejarah Indonesia hampir selalu dimulai dari kiprah pemuda. Berdirinya Budi Utomo tidak terlepas dengan keinginan para pemuda pada saat itu untuk keluar dari belenggu penjajahan. Budi Utomo ini dapat dikatakan sebagai cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda. Demikian juga pada masa perjuangan melawan penjajah kirpah pemuda sangat terasa. Hal ini dapat dilihat dari keterlibatan pemuda dalam memanggul senjata dengan membentuk Tentara Pelajar Indonesia.

Selanjutnya kiprah pemuda semakin nyata dalam perjalanan mengisi kemerdekaan. Jatuhnya orde lama dan orde baru tentunya tidak terlepas dari peran pemuda secara keseluruhan dan mahasiswa secara khususnya.
Kiprah pemuda Indonesia ternyata tidak hanya di sektor politik dan di dalam negeri, akan tetapi juga merambah sektor-sektor lainnya. Berbagai prestasi gemilang baik itu dalam olah raga, seni, maupun akademik sudah dibuktikan oleh pemuda Indonesia. Di bidang olah raga siapa tidak Rudy Hartono, Liem Swie King sampai Taufik Hidayat.

Demikian juga dari Elly Pical dan Chist John. Mereka tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi sudah merambah ke negara-negara lainnya. Di bidang seni siapa tidak mengenal Ruth Sahanaya sampai Gita Gutawa yang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Yang paling membanggakan juga ternyata intelektual muda Indonesiapun tidak ketinggalan dalam mengharumkan nama Indonesia.

Sudah banyak medali dan penghargaan lain yang diraih intelektual muda Indonesia pada kancah Olimpiade Akademik seperti Olimpiade Fisika, Kimia, Asstronomi, dan Matematika. Kiprah para pemuda ini di kancah dunia tentulah membanggakan nama Indonesia ditengah keterpurukan negeri ini akibat korupsi dan kesalahan urus lainnya. Tinggallah bagaimana negara ini dapat menjaga aset berharga bangsa ini agar disaat nanti dapat menjadi contoh bagi pemuda-pemuda lainnya dari generasi berikutnya untuk berprestasi minimal sama atau bahkan lebih baik dibandingkan dengan pendahulunya. Inilah salah satu tugas dari Menegpora.

Sumpah Pemuda

Bukan Hanya Sebatas Semangat Pada Pengetahuan


Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.

Itulah teks Sumpah Pemuda, yang untuk pertama kalinya diikrarkan di Jakarta pada 28 Oktober 1928. hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia sebagai landasan utama gerakan kebangkitan nasional. Sekaligus perekat yang mempersatukan anak bangsa dari berbagai suku dan agama.
Hingga 85 tahun kemudian setelah diikrarkan, ternyata semangat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 belum sepenuhnya dijiwai oleh setiap insan Indonesia, termasuk pemuda. Apa indikasinya?

Bila saja sudah dijiwai, tentu tak perlu terjadi bentrokan antara pelajar dengan pelajar, antara pelajar SMA 6 dan SMA 70 Jakarta yang menewaskan Alawi Yusianto Putra. mahasiswa dengan mahasiswa, di Universitas Negeri Makassar yang menewaskan seorang mahasiswa dan yang terakhir antara mahasiswa dan polisi di kampus Universitas Pamulang Tangerang Selatan, yang membuat Kapolsek Pamulang jatuh tersungkur dan berbuntut pada penangkapan 9 mahasiswa.

Sejak dulu kala, Indonesia dihuni oleh penduduk dengan berbagai macam etnis, agama, dan golongan. Ketika para penjajah datang, mereka secara berkelompok melakukan perlawanan. Hasilnya, Indonesia tetap dijajah. Sampai kemudian timbul kesadaran untuk bersatu melalui pembentukan Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.

Kesadaran untuk bersatu sebagai bangsa kemudian memuncak pada 28 Oktober 1928 ketika para pemuda dari berbagai pulau dan etnis, seperti Jong Celebes, Jong Java, Jong Soenda, Jong Sumatranen, Jong Betawi, dan sebagainya mengikrarkan Sumpah Pemuda: bertanah air satu, Tanah Air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan berbahasa satu, Bahasa Indonesia. Para pemuda yang terdiri atas berbagai latar belakang itu melebur menjadi satu: Indonesia!

Semangat Sumpah Pemuda mencapai klimaksnya pada 17 Agustus 1945 ketika Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, Indonesia yang terdiri atas berbagai etnis, agama, dan golongan menjadi bangsa yang merdeka dan bersatu.

Pada setiap perubahan yang mendasar, selalu para pemuda berada di garis depan, sejarah telah mencatat, jatuhnya rezim Soeharto yang telah berkuasa selama 32 tahun oleh gerakan masa pemuda, bukan oleh partai politik atau organisasi massa yang lain, kini, bagaimana setelah 68 tahun Indonesia merdeka dan 85 tahun Sumpah Pemuda diikrarkan? Apakah semangat ke-Bhineka Tunggal Ika-an itu masih ada di dada pemuda dan masyarakat Indonesia pada umumnya? Sebuah pertanyaan yang sangat sensitive, mengingat realita yang terjadi di lapangan sungguh jauh dari semangat Sumpah Pemuda itu.

Berbagai kejahatah masih sangat dominan, bahkan kualitasnya semakin meningkat saja, lihat saja kasus teror, para pelakunya kini beralih pada mereka yang berusia muda, demikian juga narkotika, bahkan prilaku korupsi yang dulu dilakukan oleh mereka yang telah berumur, kini trendnya merasuk pada “golongan pemuda” sebagai contoh, liat saja seperti M Nazaruddin, Angelina Sondakh, Gayus Tambunan, dan Dhana Widyatmika.

Agaknya sudah saatnya, jika kita tidak terlalu terpaku lagi pada acara-acara seremonial dalam memperingati sumpah pemuda, tetapi ada sebuah gerakan yang atau pemikiran ulang tentang bagaimana jiwa Semangat Sumpah Pemuda itu bukan hanya sebatas pada pengetahuan saja, tetapi menjiwai semangat perilaku kehidupan berbangsa dan bernegara kita yang sejak lahirnya sudah terlanjur sebagai Negara yang heterogen, baik agama, suku, dan ekonomi dan pendidikan…………..Semoga!!!

Refleksi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober

Spirit Perjuangan Pemuda Butuh Ikrar dan Sumpah Baru

Sebuah Ikrar Suci dapat dicetuskan, jika dalam hati memiliki Tekad dan Keberanian. Apalagi bersumpah di hadapan negeri. Sumpah bisa menjadi pemicu untuk menggerakkan jiwa bertarung, baik fisik ataupun intelektual. Itu juga yang terjadi ketika Sumpah Pemuda dicetuskan oleh segelintir pemuda yang konon memelopori pergerakan pemuda di Indonesia. Pemuda merupakan pasukan terbaik sebagai pertahanan negara. Pemuda menjadi garda petarung hebat demi mencapai sebuah misi kehidupan bernegara. Pemuda adalah tonggak perubahan sebuah tanah kehidupan umat manusia. Memanfaatkan kekuatan pemuda artinya bersiap untuk menyongsong kemenangan. Begitu kuatnya faktor pengaruh Sumpah Pemuda hingga mempelopori kemerdekaan Indonesia. Namun sayang, saat ini pemuda seakan larut dengan atmosfer peradaban.

Sumpah Pemuda hanya sebuah euforia tanpa arti apa-apa. Sumpah Pemuda hanya mampu menggerakkan pemuda Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan fisik yang dulu dialami oleh Indonesia. Namun, berhadapan dengan penjajahan-penjajahan intelektual, kebanyakan pemuda sekarang lengah. Perlahan-lahan semangat perjuangan itu luntur.
Sumpah Pemuda tidak bersifat global. Orientasinya memang hanya lingkup Indonesia saja. Maka dari itu, bila melihat masalah saat ini yang bersifat global, maka dibutuhkan dorongan yang bersifat global pula. Spirit perubahan secara global itu tak bisa diwadahi oleh Sumpah Pemuda.

Para pemuda seharusnya kembali menyusun ikrar dan sumpah baru demi mengokohkan spirit perjuangan baru. Spirit perjuangan yang mengglobal dengan sebuah gebrakan yang lebih besar ketimbang semangat Sumpah Pemuda. Pada awal kemunculannya Sumpah Pemuda dicemooh oleh orang-orang di sekitarnya karena dianggap sebagai sebuah khayalan semata. Pasalnya, dulu menyatukan bangsa Indonesia seperti sebuah mimpi yang tak berujung. Namun ternyata, persatuan Indonesia terwujud, dan Sumpah Pemuda di elu-elukan.
Maju dan bergeraklah wahai pemuda. Songsong kemenangan kita; kemenangan para pemuda, kemenangan Indonesia.